Powered By Blogger

Senin, 21 November 2011

Solusi Mengatasi Banjir di Jakarta

            Banjir di Jakarta nampak sudah menjadi kejadian rutin tahunan. Masyarakat sepertinya sudah maklum bahwa mereka pasti akan berhadapan dengan banjir setiap musim penghujan di Jakarta. Masyarakat juga sepertinya sudah tidak “risih” lagi jika rumahnya kebanjiran. Tetapi, seharusnya keadaan seperti ini tidak dibiarkan berlarut-larut. Lalu apakah sebenarnya penyebab banjir di Jakarta dan bagaimana solusi mengatasinya?


Penyebab Banjir Jakarta
            Sebagai kota metropolitan, Jakarta menjadi incaran banyak warga negara Indonesia untuk mengadu nasib. Hal ini mengakibatkan ledakan jumlah penduduk urban yang bermigrasi ke Jakarta. Oleh karena hal tersbut, kepadatan penduduk di Jakarta menjadi salah satu hambatan pemerintah kota dalam menangani berbagai permasalahan yang timbul seperti kota-kota padat penduduk lainnya di dunia. Masalah-masalah seperti tata guna lahan, transportasi, pendidikan, perekonomian, sosial budaya dan sebagainya kerap kali menghinggapi kota Jakarta. Data menyebutkan jumlah pendududuk Jakarta tahun 2010 adalah sebesar ........... jiwa (sumber). Jumlah penduduk tersebut sudah melebihi daya tampung kota yang sebenarnya hanya sebesar ....... jiwa (sumber).
            Pola hidup masyarakat Jakarta sama seperti kota-kota besar lainnya di dunia yang sangat dinamis dan serba cepat menuntut segala sesuatunya harus praktis dan mudah, termasuk juga dalam membuang sampah. Banyak masyarakat yang tidak mau bersusah payah untuk membuang sampah di tempat yang seharusnya. Asalkan konsep “NIMBY” (Not In My Back Yard) terpenuhi, maka urusan membuang sampah bukan perkara sulit. Banyak masyarakat Jakarta yang membuang sampahnya di pinggir jalan, saluran drainase dan sungai. Satu masalah terselesaikan, lalu timbul masalah baru, yaitu ancaman banjir yang akan terjadi setiap musim penghujan tiba. Saluran drainase dan sungai yang seharusnya menjadi tempat aliran air kini tersumbat oleh sampah yang dibuang masyarakat.


Solusi:
1. Program pemilahan sampah:
Organik : sisa sayuran mentah, sisa makanan
Non-organik : plastik, kaleng, kaca
B3: baterai, bohlam/lampu, bahan kimia, dsbnya

2. Insentif bagi warga yang melakukan program pemilahan sampah

3. Paling cepat!!! Perbaikan saluran drainase dan pengembalian fungsi saluran sebagai saluran pengaliran air hujan

4. Perbaikan daerah sempadan sungai dan pengembalian fungsi sungai sebagai daerah aliran air

5. Regulasi perumahan dengan menerapkan desain rumah ramah lingkungan

6. Sangat Sulit!!! Perubahan tata kelola lingkungan sesuai dengan DAS. Integrasi kepemimpinan daerah sesuai dengan DAS, sehingga lebih mudah dalam mengatur tata guna lahan, pengaturan sumber air, pengaturan air buangan, dsbnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar